"Miss Kim, ini adalah dokumen yang Seo Yong Hak cari"ujar seorang keluar
"Hey, Kim Na Na"panggil Yoon Sung.
"Aku dengar Na Na menjadi pengawal Seo Yong Hak, mungkin
"Bagaimana dengan perjamuannya, apa yang kau lakukan di sini?"
"Dapat kamu lihat"ucap So Hee sambil menunjukan pakaian Yoon Sung.
"Yoon Sung, aku minta maaf untuk hari ini dan terima kasih, tunggu sebentar"ujar So Hee pergi meninggalkan Yoon Sung dan Young Jo. Young Jo menatap tajam ke arah Yoon Sung lalu segera menyusul So Hee. Yoon Sung masuk ke kamar dan berusaha menghubungi Na Na, tapi Na Na yang mengetahui Yoon Sung menghubunginya segera mematikan Hp nya.
Di lain sisi, Young Jo menghampiri So Hee.
"Kau minum bersama Yoon Sung, kau tidak tahu akau menunggumu?"ujar Young Jo marah. "Kau yang memperlakukan aku seperti pahlawan dalam video game"ucap So Hee tidak peduli. "So Hee.."tiba-tiba Hp Young Jo berbunyi.
"Angkat itu"ucap So Hee.
Dalam telepon, karyawan Young Jo mengatakan bahwa mereka sudah menemukan
"Kau dapat pergi sekarang, janga menatapku seperti itu, aku benci itu"ucap So Hee.
"Lakukan apapun yang kau sukai, aku akan menaruh baju ini ke laundry dan naik taksi untuk pergi ke perjamuan"ucap So Hee lagi dan pergi meninggalkan Young Jo. Young Jo hanya terdiam melihat kepergian So Hee.
Young Jo tergesa-gesa kembali ke kantor dan menghampiri salah satu karyawannya untuk melihat orang yang diduga tersangka. Young Jo melihat data-data orang yang diduga menjadi tersangkanya, orang tersebut Steve Lee (Jin Pyo). Young Jo segera menyuruh untuk mencari alamat orang tersebut. Di Rumah Na Na, Yoon Sung terus berusaha untuk menghubungi Na Na, tapi gagal. Tiba-tiba HP Yoon Sung berbunyi dan dengan PD nya dia menduga kalau yang menelponnya adalah Na Na, tapi ternyata bukan.
Yoon Sung dan Shik Joong pergi ke tempat Jin Pyo.
"Kau jarang pulang ke rumah sekarang?"ujar Jin Pyo. Yoon Sung kaget mendengar Jin Pyo tahu dirinya jarang pulang ke rumah. Yoon Sung langsung melihat Shik Joong.
"Dia menelepon dan ingin agar kau menjawabnya"bisik Shik Joong.
"Karena wanita kan?"tanya Jin Pyo.
"Bukan"ucap Yoon Sung.
"Aku sudah katakan agar jangan jatuh cinta pada siapapun"tegas Jin Pyo
"Saat kau jatuh cinta dengan seorang wanita itu akan menghancurkan rencana kita"ucap Jin Pyo.
"Ini bukan karena wanita, karena ada serangan mendadak yang tidak diketahui asalnya. Blue House menjadi lebih ketat keamanannya"ujar Yoon Sung.
"Aku mengirimmu ke Blue House karena kau memiliki intelejensi yang baik. Bagaimana dengan Seo Yong Hak? Aku dengar Hodson
"Dia tahu semuanya, dia melihat melalui semuanya"bisk Shik Joong.
"Tampaknya kau telah memperoleh informasi yang penting"ujar Jin Pyo sambil membawa rekaman percakapan Seo Yong Hak. Yoon Sung menghela nafas lalu melirik Shik Joong.
"Dia yang mengambilnya"jawab Shik Joong pelan. Jin Pyo menyuruh Yoon Sung tapi Yoon Sung tidak setuju jika itu disebarkan ke publik sekarang, Yoon Sung mengatakan bahwa dia akan membuat Seo Yong Hak tahu bahwa dia sama dengan orang lain di depan hukum.
Lalu bel berbunyi, "Jaksa Young Jo mengapa ada di sini?"ucap Yoon Sung yang melihat Young Jo di depan pintu masuk.
"Jaksa?"tanya Jin Pyo Heran.
Jin Pyo segera menyuruh Jaksa Young Jo dan rekannya masuk. Jin Pyo memperkenalkan dirinya sebagai Steve. Ketika Jin Pyo sedang mengambil minum, rekan Young Jo mengambil sidik jari dari Jin Pyo. Young Jo mengatakan kalau dalam kasus Seo Yong Hak, ciri-ciri tersangkanya mirip dengan Jin Pyo.
Ketika Young Jo dan rekannya sudah keluar, ternyata Jin Pyo menggunakan pelapis jari agar sidik jarinya tidak terdeteksi. Jin Pyo mengatakan pada Yoon Sung agar lebih berhati-hati dalam menjalankan rencana mereka.
Kim Na Na yang sedang berada di warung Ibu Yoon Sung, makan sendirian dan menggerutu.
"Benar-benar orang yang tidak beruntung, mengapa harus So Hee? Bagaimana dia tahu So Hee menyukai orang yang tinggi?"gerutu Kim Na Na.
Ibu Yoon Sung datang menghampiri Na Na dan membungkuskan beberapa makanan.
"Aigoo, kau terlihat bekerja keras hingga wajahmu terlihat kurus"ucap Ibu Yoon Sung.
"Aakh pekerjaanmu lebih baik dari pada kerja paruh waktu?"tanya Ibu Yoon Sun.
"Ya, sekarang ketika aku bangun mataku tidak membengkak lagi, karena aku tidak menangis pada malam harinya"senyum Na Na.
"Na Na kau sangat baik, sesuatu yang baik akan datang padamu suatu saat nanti"ucap Ibu Yoon Sung.
"Bawa ini"ucap Ibu Yoon Sung.
"Terima kasih"ucap Na Na.
Di rumah ketika Na Na sedang memindahkan makanan yang diberikan Ibu Yon Sung ke tempat lain, Yoon Sung pulang dan menghampiri Na Na.
"Aku merasa kau salah menyimpulkan, jadi aku akan menjelaskannya sendiri"ucap Yoon Sung.
"Kau tidak perlu menjelaskan apa-apa karena itu tidak ada hubunganya denganku"ucap Na Na.
"Jika kau tidak peduli kenapa kau tidak menjawab teleponku?"tanya Yoon Sun.
"Hentikan"ucap Kim Na Na segera meninggalkan Yoon Sung, tapi Yoon Sung mencegahnya dan menarik tangan Na Na.
"Hey, Kim Na Na"ucap Yoon Sun.
"Kau mencengkeram tanganku, biarkan aku pergi"ujar Na N.
"Kau cemburu? Berlaku seperti ini dan tidak menjawab teleponku. Itu namanya cemburu"ujar Yoon Sung.
"Hey, aku hanya shock"bantah Na Na.
"Shock? Kau tahu aku sudah tahu banyak tentang orang semacam itu"ucap Yoon Sung.
"Jangan asal tebak"ujar Na Na, Na Na akan pergi.
"Kemana kau akan pergi? Ayo bicara"ujar Yoon Sung menahan Na Na sambil memegang bahu Na Na.
"Orang tidak beruntung, sekarang kau memegang tanganku?"ujar Na Na kesal.
"Ya aku memegangnya kenapa?"jawab Yoon Sung mulai kesal.
"Tadi kau memegang tanganku sekarang kau memegang pundakku. Kau tahu berapa harganya? 50.ooo won untuk memegang tanganku dan 100.000 won untuk memegang tanganku. Totalnya 150.000 won, berikan padaku"ujar Na Na sedangkan Yoon Sung mendengar tidak percaya dan tersenyum.
"Apa kau selalu mengaitkan semuanya dengan uang?"tanya Yoon Sung.
"Cepat berikan uangnya padaku, itu sudah sesuai dengan kontrak"ujar Na Na.
"OK, aku akan membayarnya, berapa tangan, pundak 250.000 won?"ujar Yoon Sung sambil memegang tangan dan pundak Na Na lagi. Na Na menjadi kesal dan meninggalkan Yoon Sung.
Di kamar Na Na merasa bersalah setelah mendengar cerita Yoon Sung sebenarnya. Yoon Sung yang berada di kamarnya sedang menyebutkan nama
"Ah, kau pasti sedang melihat film porno, itu terlihat dari betapa kagetnya kau"ujar Kim Na Na.
"Hey, kau seharusnya mengetuk pintu dulu dan memberiku waktu untuk bersiap dulu"ujar Yoon Sung.
"Itu akan jadi aneh jika seorang playboy tidak melihat film porno. Ini waktunya makan dan berhentilah menonton"ucap Na Na.
"Aku tidak akan makan dan makanlah sendiri"ujar Yoon Sung kesal.
"Kau akan mati jika kau tidak mengetuk pintu lain kali"ujar Yoon Sung lagi. Akhirnya Yoon Sung keluar dan makan bersama Na Na.
"Katanya kau tidak mau makan"ucap Na Na.
"Tampaknya lebih banyak sayuran sekarang?"tanya Yoon Sung.
"Ini makanan dari warung bibi"ucap Na Na. Yoon Sung terhenyak.
"Ayo cepat makan, kita harus segera mengembalikan kotaknya"ujar Na Na.
Di warung kecil milik Ibu Yoon Sung sedang merapikan dagangan dan bersiap untuk pulang. Kemudian Na Na datang bersama Yoon Sung dan mengembalikan kotak makanan milik Ibu Yoon Sung.
"Kau adalah profesor yang waktu itu datang bukan?"tanya Ibu Yoon Sung. Yoon Sung mengangguk sambil memberi salam.
"Ini kotaknya, aku mengisinya dengan kacang, bibi dapat memakannya"ujar Na Na.
"Kau mengembalikan kotak ini dengan cepat, terima kasih"ucap Ibu Yoon Sung.
Na Na meninggalkan Ibu Yoon Sung, tapi Yoon Sung masih berdiri. Tiba-tiba Ibu Yoon Sung hampir jatuh, Yoon Sung yang melihat itu segera menolongnya. Na Na yang melihat itu segera datang menghampiri dan menyuruh Yoon Sung untuk menggendong Ibu Yoon Sung dan Na Na membawakan barang bawaannya. Di sisi lain Jin Pyo mengamati semua itu.
Mereka mengantar Ibu Yoon Sung sampai rumah. Yoon sung melihat rumah milik ibunya dengan sedih.
"Terima kasih, kau pasti sangat lelah?"ujar Ibu Yoon Sun.
"Orang tuamu pasti bangga karena memiliki anak yang dapat diandalkan"puji Ibu Yoon Sun.
"Aku tidak punya ibu, aku tidak punya kesempatan untuk melihat wajahnya"ucap Yoon Sung.
"Oh begitu, jika dia masih hidup pasti dia merasa senang. Tunggu sebentar, ambil ini dan minum ini, ketika aku lelah aku akan minum ini"ujar Ibu Yoon Sung sambil memberikan dua botol minuma pada Na Na. Na Na dan Yoon Sung meninggalkan Ibu Yoon Sung sendiri.
Na Na dan Yoon Sung berjalan pulang dari Rumah Ibu Yoon Sung. Na Na memberikan satu minuman yang tadi diberikan.
"Minum Itu"ujar Na Na.
"Aku kenyang" jawab Yoon Sung.
"Setelah bertemu bibi kau berlaku aneh, hey ada apa?"tanya Na Na.
"Pulanglah dulu, aku akan pulang nanti"jawab Yoon Sung meninggalkan Na Na sendirian. Na Na memandang Yoon Sung aneh.
Yoon Sung duduk sendirian di pinggir dermaga dan terlihat sedih. Kemudian Na Na datang.
"Aigoo.."ucap Na Na sambil duduk disamping Yoon Sung.
"Bukankah aku mengatakan padamu untuk pulang lebih dulu?"tanya Yoon Sung.
"Jadi kadang-kadang playboy juga memikirkan ibunya?"tanya Na Na bercanda.
"Pergilah"ucap Yoon Sung serius.
"Itu sedikit aneh, ketika aku melihat bibi, dia mengingatkanku pada ibuku"ucap Na Na.
"Ketika aku memikirkannya, aku akan datang ke warung bibi"ucap Na Na lagi.
"Dan membuat beberapa permintaan tidak masuk akal. Jika itu tidak ada dalam menu, tapi dia tetap membuatkannya untukku. Dan kemudian aku akan datang kemari menyanyikan sebuah lagu yang ibuku ajarkan padaku"tambah Na Na dan mulai menyanyi. Yoon Sung memandangi Na Na. Na Na yang selesai menyanyi melihat Yoon Sung dan segera memeluk bahu Yoon Sung.
"Apa yang kau lakukan?"ujar Yoon Sung sambil berusaha melepaskan pelukan Na Na.
"Kau tersenyum?"ucap Na Na.
"Pulanglah"suruh Yoon Sung.
"Aku tidak mau"ucap Na Na. Mereka berdua tersenyum satu sama lain.
Pagi Harinya, Ibu Yoon Sung sedang mempersiapkan untuk membuka warungnya. Jin Pyo datang, ibu Yoon Sung terkejut melihat kedatangan Jin Pyo.
"Anakku,anakku, di mana anakku? Mengapa kau tidak membunuhku saja? Mengapa kau mengambil anakku? Di mana Anakku?"ucap Ibu Yoon Sung histeris dan memukuli Jin Pyo.
Jin Po hanya terdiam dan memeluk ibu Yoon Sung. Setelah Ibu Yoon Sung tenang, Jin Pyo mulai berbicara.
"Sudah 28 tahun berlalu? Kau tahu bagaimana aku hidup?"tanya Ibu Yoon Sung.
"Mengapa kau hidup seperti ini? Ada apa dengan uang yang aku kirimkan?"tanya Jin Pyo.
"Jadi seseorang yang mengirimkan uang adalah kau? Aku tidak pernah menggunakan uang itu sepeser pun, akan ku kembalikan padamu dan kembalikan anakku"ujar Ibu Yoon Sung.
"Anakmu baik-baik saja, dan dia telah menyelesaikan pendidikannya di US dan pekerjaannya sekarang cukup bagus"ujar Jin Pyo
"Aku tidak percaya padamu, bawa padaku segera"ucap Ibu Yoon Sung.
"Dia tidak pernah tahu tentangmu"ucap Jin Pyo.
"Aku tidak pernah melupakannya bahkan hanya sehari, tapi dia tidak tahu tentang keberadaanku? Ayo pergi, biarkan aku bertemu dengannya"ucap Ibu Yoon Sung sedih.
"Kyung Hee"ucap Jin Pyo.
"Apa yang sebenarnya terjadi saat itu? Mengapa Mu Yeol tidak pernah kembali?"tanya Ibu Yoon Sung.
"Ketika waktunya tiba, aku akan memberitahumu segalanya".
"Aku minta maaf padamu, benar-benar minta maaf. Aku ingin mengatakannya padamu". Jin Pyo akan pergi meninggalkan Ibu Yoon Sung.
"Anakku? Namanya?"tanya Ibu Yoon Sung sambil menangis.
"Jhonny, dia dipanggil Jhonny"ucap Jin Pyo lalu pergi. Tinggalah Ibu Yoon Sung sendirian dan menangis.
Di Blue House, Ki Joon mulai masuk bekerja lagi. Teman-temannya kaget melihat kedatangannya. Kepala bagian pun datang menghampiri Ki Joon dan mengatakan pada Ki Joon kalau dia sudah tahu semuanya termasuk tentang adik Ki Joon. Kepala bagian menasehati Ki Joon untuk tidak berbuat kesalahan lagi, dan menyuruh semuanya untuk kembali bekerja.
Tiba-tiba Presiden datang, semuanya berdiri memberi hormat.
"Mengapa kau kemari pak presiden?"tanya Kepala bagian Presiden mengatakan agar mereka lebih berhati-hati dan membuat pengamanan yang lebih baik lagi.
Lalu Presiden melihat ke arah Yoon Sung.
"Dr. Lee Yoon Sung, ayo kita berbicara sebentar"ucap Presiden.
"Aku?"tanya Yoon Sung, Yoon Sung dan presiden berjalan-jalan sambil berbicara.
"Ayahmu berada di USA kan?"tanya Presiden.
"Ya"jawab Yoon Sung.
"Aku benar-benar iri kepada ayahmu, membesarkanmu menjadi orang yang baik lalu mengirimmu kembali ke Korea Selatan. Aku tidak tahu kalau ternyata membesarkan anak sangat susah? Kau sudah bertemu dengan anakku Da Hye kan? Dia adalah tipe orang yang lari jika mendengar kata belajar. Aku tidak tahu mengapa dia mengucapkan ingin belajar dua hari yang lalu. Itu mengapa aku berbicara padamu. Dr. Lee dapatkkah kau membantu belajar anakku?"tanya Preside.
"Aku?"tanya Yoon Sun.
"Jangan pikirkan perkataanku sebagai presiden tapi sebagai permintaan seorang ayah. Hanya sampai ujian. Bagaimana bisa kan?"ujar Pesiden.
Di kamar Da Hye mengeluh kepada Na Na, karena dia harus mengulang pelajarannya dua kali. Na Na yang mendengarnya menenangkan Da Hye karena dia pun juga pernah mengulang. Tiba-tiba Da Hye mendapatkan telepon dari ayahnya, dan raut mukanya menjadi senang dan segera meninggalkan Na Na.
"Da Hye, bagaimana dengan sekolahmu?"tanya Na Na,
"Ini adalah aroma Channel No.4 shower gel"ucap Da Hye mencium bau Na Na dan Na Na kaget mendengarnya, tapi Da Hye berlari meninggalkan Na Na.
Da Hye berlari menuju ruangan, di sana Yoon Sung sudah menunggunya. Da Hye mencium bau Yoon Sung sama dengan Na Na. sedang Na Na yang mendengarnya di luar sedikit kaget.
"Apa kalian tinggal serumah?"ujar Da Hye.
"Cukup, hari selasa dan kamis jam 6.30 sampai 8.30"ucap Yoon Sung. Da Hye mengajak Yoon Sung untuk makan bersama setelah les selesai, tapi Yoon Sung menolak.
"Jangan jatuh cinta kepadaku. Anak kecil sepertimu bukanlah ttpeku"ujar Yoon Sung sambil akan meninggalkan Da Hye.
"Lalu guru, seperti apa tipemu?"tanya Da Hye. Yoon Sung berhenti melihat Na Na sejenak lalu mengatakan pada Da Hye kalau tipenya adalah seorang wanita dengan rambut panjang, senyum yang manis, dapat membuta sup kimchi, menyukai anjing dan pandai menyanyi. Na Na yang mendengarnya mengira kalau yang disebutkan Yoon Sung adalah So Hee.
Da Hye keluar kamarnya dan meminta Na Na untuk membuatkannya kopi. Shin Eun Ah yang mendengarnya juga minta untuk dibuatkan. Ketika akan pergi untuk membuat kopi, sebuah pesan masuk ke HP Na Na. Kau menggunakan shower gel ku kan? Buatkan aku kopi.. Sebuah pesan dari Yoon Sung, "Mengapa orang ini selalu meminum kopi yang akau buat?" ujar Na Na
Na Na berjalan membawa kopi menghampiri Yoon Sung.
"Itu terbatas, untuk mendapatkanya aku harus menunggu 28 hari"ujar Yoon Sung.
"Aish, orang ini. Minum saja kopimu?"ucap Na Na.
"Hmm, kenapa aku tidak bisa membuat kopi dengan rasa seperti ini?"senyum Yoon Sung sambil meminum kopinya. Na Na yang mendengarnya tersenyum.
"Katakan padaku apa resep rahasianya?"ujar Yoon Sung bercanda.
"Apanya yang resep rahasia? sudah cukup"ujar Na Na akan pergi
"Tunggu dulu, ada sesuatu di sini"ucap Yoon Sung sambil memegang lengan Na Na.
"Hentikan, simpan perilaku centilmu untuk So Hee unnie"ucap Na Na.
"Jadi kau masih berfikiran seperti itu?" senyum Yoon Sung menggoda. Na Na langsung pergi dan Yoon Sung cengar-cengir melihat kepergian Na Na.
Di rumah Yoon Sung, Shik Joong dan Yoon Sung sedang memikirkan bagaimana caranya untuk menjebak anak-anak Seo Yong Hak. Yoon Sung memberitahu Shik Joong tentang rencananya.
Di kantor Presiden, presiden bertemu dengan Seo Yong Hak.
"Aku dapat kabar kalau kandidat Seo bekerja denga Lee Kyung Wan menyuap untuk mengirimkan sepatu boot ke departemen Pertahanan, apakah itu benar?"tanya Presiden.
“Itu fitnah yang sangat kejam untuk menjatuhkan aku!”lugas Seo Yon Hak membantah yang dituduhkan oleh Presiden.
Presiden menganggukkan kepala dan dia mengacungkan sepatu tentara dan bertanya kenapa dia masih saja memberikan sepatu yang jelek itu kepada tentara!.
“Ini adalah sepatu yang digunakan tentara Korea Selatan? Kandidat Seo dulu juga seorang tentara ini juga harusnya menjadi pemikiranmu!”. Presiden semakin emosi.
Seo Yong Hak kembali beralasan tidak semua sepatu berkualitas buruk hanya sebagian. Presiden semakin marah dan menyatakan bahwa tingkat ketidak kepuasan masyarakat sudah sangat tinggi. Seo Yong Hak kembali beralasan aturan yang lemahlah penyebabnya. Presiden semakin tidak tahan dan menggebrak meja menggunakan sepatu yang diacungkannya tadi sehingga sepatu itu rusak seketika.
“Apa kau sengaja? Seo Yong Hak yang aku kenal selama 30 tahun menjadi berhati dingin seperti ini? Seseorang yang mempunyai rencana besar untuk negaranya!”.
“Sebenarnya siapa yang kau dukung? Mendorong teman lamamu untuk kalah?"
“Kandidat Seo!”teriak Presiden dan kembali menggebrak meja.
Kali ini Seo Yong Hak semakin berani menentang Presiden.
“Kau bisa mengatakan apa yang kau suka hanya saja kadang kau menang kadang kau kalah! Namun bagaimanapun aku punya kekuatan untuk mendapatkan kekuasaan!”
Presiden terdiam dan Seo Yong Han meninggalkannya. Presiden semakin geram.
Seo Yong Hak memberikan pidatonya di depan para wartawan dan memberikan janji-janji manis jika kelak setelah menjadi Presiden. Terlihat Na Na bersiaga penuh menjaga jalannya acara. Shik
Usai memberikan orasinya Seo Yoon Hak bersama istrinya menyambut para tamu yang datang. Tak disangka Young Joo datang. Yong Hak berubah masam atas kadatangan Young Joo. Dan Young Joo mengeluarkan foto Jin Pyo dan menanyakan apakah Yong Hak merasa mengenalnya? Harusnya iya namun ternyata Yong Hak benar-benar tidak mengingat Jin Pyo!
"Orang ini dicurigai salah satu tersangka penembak kandidat Seo"ujar Youn Joo. Seo Yong Hak terlihat senang karena Young Joo bekerja keras mengungkapkan si penembak dirinya.
Se Yong Hak pergi berlalu dari hadapan Young Joo, tak jauh darinya Shik Jong mengamati mereka.
Na Na yang selesai bertugas menunggu bus di halte tak disangka anak Yong Hak yang tadi menggoda Na Na datang menghampiri Na Na dan memaksa Na Na untuk naik ke mobilnya. Shik Jong yang mengawasi Na Na langsung menelepon Yoon Sung.
Dengan mengendarai mobil dengan kecepatan penuh Yoon Sung langsung pergi ke TKP. Sedangkan Na Na yang jengkel dan berusaha lepas dari anak Yong Hak, mendadak Yoon Sung datang dan menyingkirkan tangan lelaki itu dari Na Na.
"Ah, apa aku harus memasang stiker bahwa kau adalah pacarku?"ucap Yoon Sung,Na Na tidak bisa mengelak ikut berpura-pura.
Anak Yong Hak mendelik dan mengancam Yoon Sung, namun Yoon Sung tidak peduli dan menggeret Na Na masuk ke dalam mobilnya. Tak jauh Shik Jong merasa lega.
Di dalam mobil Na Na berterimakasih kepada Yoon Sung. Yoon Sung kesal Karen Na Na tidak menurut saran Yoon Sung untuk langsung saja menghajar dia.
Na Na berkata,"Aku sudah banyak mendapat teguran dari pihak pengawal, dan kau ingin aku melakukannya lagi? Namun kali ini aku benar-benar terbantu olehmu".
"Karena takut akan teguran, dam bukan masalah besar sebuah pelecehan seksual?", Yoon Sung heran.
Na Na sepertinya tidak mau ingin memperpanjang masalah itu dan bertanya kenapa tiba-tiba Yoon Sung muncul?.
“Aku hanya sekadar ingin mendengar acara pidato, apa ada yang salah? Aku ingin mengetahui apa bedanya pemilihan di Amerika dan Korea Selatan”. Yoon Sung jelas pandai beralasan.
Rupanya Yoon Sung mengajak Na Na bertemu dengan Ki Joon. Da Ye pun terheran-heran Na Na yang datang bersama dengan Yoon Sung. Na Na berkelit dia dan Yoon Sung bertemu di luar kedai. Seperti biasa Da Ye tetap menempel disamping Yoon Sung. Ki Joon menyampaikan terimakasihnya karena adiknya telah menyampaikan petisi perihal kasusnya. Ki Joon berniat untuk mentraktir mereka. Terlihat Eun Ah sangat senang dapat hadir, Eun Ah memang ada rasa tertarik dengan Ki Joon. Da Ye datang karena dipaksa oleh Eun Ah. Ki Joon menjadi salah tingkah.
“Karena diriku, aku telah membuat semua susah”ucap adik Ki Joon memulai percakapan. “Sebenarnya aku begitu depresi, dan ingin menceritakan kisahku. Sehingga tidak ada orang seperti aku lagi”.
Semuanya mendengarkan ucapan adik Ki Joon. Sedangkan Da Ye tetap sibuk makan.
“Namun aku tidak pernah menyesal ikut wamil dan berakhir sperti ini, aku hanya tidak beruntung”.
Selesainya mereka makan, Da Ye benar-benar mabuk. Yoon Sung benar-benar dibuat kewalahan oleh Da Ye. Bahkan Da Ye sempat-sempatnya bertanya tentang soal tugasnya. Ki Joon tentu heran karena Yoon Sung telah menjadi tutor Da Ye. Sedangkan Na Na lekas pulang terlebih dahulu, Yoon Sung berniat untuk menyusul namun ditahannya oleh Da Ye.
Keesokan harinya Yoon Sung menyamar menjadi staff Institut Montreal menemui anak pertama Seo Yong Hak. Sedang dilain tempat Shik Jong menyamar sebagai pegawai asuransi menemui anak kedua Yong Hak.
Shik Jong merayu anak kedua Yong Hak untuk mengikutkan seluruh anggota kelurganya untuk diasuransikan. Penyakit apapun seluruh biaya pengobatan akan ditanggung perusahaan, imbuh Shik Jong yang akhirnya anak Yong Hak tertarik. Sedangkan Yoon Sung meminta anak pertama Yong Hak untuk masuk ke dalam ‘institut’ mereka untuk penelitian di bawah laut.
Yoon Sung : "Ah namun ada satu masalah, aku mendengar kau menghindari wamil karena hipertensi".
Shik Jong : "Seluruh anggota keluarga tidak ada masalah bukan? Seo Dong Suk Kau menghindari wamil bukan? Aku dengar kau terluka saat kecelakaan".
Yoon Sung : "Akan ada tekanan air yang cukup besar yang harus dihadapi saat penelitian bawah air, sedang pasien hipertensi akan sangat kesulitan. Jika ada masalah aku yang akan dituntut".
Shik Jong : "Jika ada salah satu anggota dalam keadaan masalah maka seluruh anggota tidak dapat ikut serta".
Akhirnya baik anak pertama dan kedua Yong Hak mengaku bahwa mereka baik-baik saja.
Anak pertama : "Sebenarnya aku tidak menderita hipertensi".
Anak Kedua : "Sebenarnya tidak terjadi apapun saat kecelakaan itu".
Shik dan Yoon Sung di tempat terpisah tertawa dan meminta bukti catatat medis mereka. Got You! Hahaha.
Shik Jong dengan langkah senang menghampiri Yoon Sung yang menunggunya di mobil. Shik Jong memberikan Yoon Sung berkas bukti bahwa kedua anak Yong Hak memang dalam keadaan mampu untuk wamil.
"Ahjusshi, kemampuanmu boleh juga"puji Yoon Sung. Shik Jong berubah menjadi kesal karena Yoon Sung pergi begitu saja dengan alasan ada tugas lain, yang semula berjanji mengajak makan bersama Shik Jong.
Rupanya tugas mengajar Da Ye! Yoon Sung sibuk menjelaskan materi pejaran sedang Da Ye sibuk memandangi Yoon Sung. Na Na hanya berdiri dibelakang mengawasi mereka. Yoon Sung gregetan dengan Da Ye sempat memarahinya bahkan menjitaknya. Na Na pun hanya tersenyum. Pantas untuk orang yang manjanya amit-amit.
Sebuah pesan dari Shik Jong yang menyuruh Yoon Sung untuk datang ke sebuah klub malam. Da Ye mencegahnya dan mengajaknya makan, namun Yoon Sung mengatakan bahwa dirinya sibuk saat malam. Yeaah, Na Na pun berfikiran negatif.
"Ya, kamu memang pasti sibuk"sindir Na Na.
Yoon Sung hanya berlalu. Na Na yang hendak pulang pun dicegah oleh Da Ye, alih-alih belajar Da Ye mengajak Na Na dan Eun Ah ke sebuah malam hanya ingin meregangkan badan! Na Na hanya mendesah tak berdaya.
Di sebuah klub malam, Da Ye asik berlenggak-lenggok. Sedang Na Na dan Eun Ah terpaksa ikut menari dengan Da Ye. Tak disangka putra terakhir Seo Yong Hak juga berada di tempat yang sama. Melihat Na Na dia langsung mendekat dan berusaha memeluknya. Na Na sontak akan memukulnya saat disadarinya dia adalah anak Yong Hak. Anak Yong Hak berusaha menggeret Na Na untuk pergi dengannya. Tiba-tiba Yoon Sung datang!
"Sudah aku bilang jika kau berani menyentuh gadisku aku akan marah!"ucap Yoon Sung pura-pura. Anak Yong Hak tidak terima alih-alih berdebat dia menyeret Yoon Sung keluar.
Na Na sontak mengikutinya, juga Da Ye dan Eun Ah. Di luar, serta merta anak Yong Hak langsung memberikan bogem mentah kepada Yoon Sung. Dan rupanya Yoon Sung tidak melawan sama sekali. Anak Yong Hak terus memukuli Yoon Sung. Diam-diam, Shik Jong merekam adegan tersebut.
"Ya! Yon Sung! Aku sudah mengajarimu! Bagaimana bisa kau tidak sedikitpun bisa balas memukulnya?". Na Na benar-benar geram, dikepalkannya tangannya karena berkelahi saat bertugas itu melanggar aturan.
Sedang tak jauh dari mereka, seorang pria yang pernah menyusup ke rumah Na Na dan pernah di hajar oleh Yoon Sung memberikan informasi kepada seseorang bahwa dia akan mengawasi Yoon Sung walau kalau di lihat Yoon Sung sepertinya bukan City Hunter.
Yoon Sung bangun walau sudah di pukuli. Anak Yong Hak memberika tendangan terakhir dan begitu keras. Da Ye tidak tahan lagi, dia maju dan berusaha memukulinya. Namun Da Ye malah diserang balik, melihat itu, Na Na dan Eun Ah tidak tinggal dia. Na Na langsung menjatuhkannya dan memiting tangannya.
Kesepatan itu digunakan Yoon Sung untuk lari secepat kilat. Ketiganya terheran-heran saat mendapati Yoon Sung sudah lenyap.
Sesampainya di rumah,Na Na melihat Yoon Sung sedang berusaha memasang sendiri plester di luka wajahnya. Na Na yang sebenarnya kesal karena Yoon Sung tidak berdaya, langsung mengambil plester yang dulu dibelikan oleh Young Joo.
Melihat itu Yoon Sung menolak memakainya, Na Na bersikeras dan langsung menempelkannya kepada Yoon Sung.
"Aku akan mengajarimu lebih keras, bagaimana bisa kau sama sekali tidak membalas pukulannya? Kau tahu di depan aku dan Eun Ah apa yang kau lakukan sungguh terhina!"ucap Na Na kesal.
"Apa? Bersikap terhina?"tanya Yoon Sung tidak mengerti.
"Ya, karena kau tidak lebih baik dari Ki Joon!"jawab Na Na dan memutuskan saatnya memberikan pelatihan yang serius untuk Yoon Sung dalam hal bela diri. Haha, good idea!
Di kamarnya, Yoon Sung melihat rekaman saat dia dipukuli oleh anak Yong Hak. Dia merasa kemenangan di tangannya. Yoon Sung menelepon Shik Jong.
Yoon Sung : "Ahjussi, kau benar-benar hebat dalam mengambil gambar. Bahkan wajahku tidak terlihat".
Shik Jong : "Apa lukamu baik-baik saja?"
Yoon Sung : "Aku baik-baik saja. Tidak akan ada bekas berkat orang itu".
Tiba-tiba sebuah email masuk dan Yoon Sung mengatakan kepada Shik Jong bahwa anak Yong Hak telah mengirimkan bukti catatan medisnya. Shik Jong tertawa keras.
Yoon Sung : "Ya dia benar-benar idot, dia tidak akan menyangka bahwa informasi ini akan mengirimkan dia ke wamil".
Keesokan harinya, keluarga Seo Yong Hak semuanya berniat mengantarkan anak Seo Yong Hak untuk pergi bergabung dengan tim peneliti di Institut Amerika yang sebenarnya mereka telah ditipu mentah-mentah oleh Yoon Sung. Semua tampak bahagia.
Tiba-tiba datang sepasukan tentara dan para wartawan. Tentara itu ditugaskan untuk menjemput anak-anak Yong Hak karena terbukti bahwa mereka dalam keadaan sehat. Sesuai dengan surat catatan medis yang diterima mereka, juga video anak terakhir Yong Hak. Yong Hak dan anak-anaknya syok. Tentara itu mengira bahwa mereka sudah bersiap dengan koper-kopernya.
Yong Hak tidak bisa mengelak lagi, anak-anaknya terpaksa untuk ikut walau enggan. Sedang Yong Hak akhirnya terpaksa mengatakan bahwa dia memang berencana untuk mengirim mereka ke wamil.
Ketiganya di giring ke mobil militer walau dengan wajah terpaksa, sedang istri Yong Hak terlihat pingsan.
Tak jauh, Yoon Sung dan Shik Jong mengawasi mereka dengan senyum kemenangan. Terutama Shik Jong yang memang pantas untuk mereka.
Jin Pyo melihat berita bersama Shik Jong dan Yoon Sung. Melihat berita yang mengelu-elukan Yong Hak, Jin Pyo jelas naik pitam saat mengetahui Yoon Sung lah yang membuat anak Yong Hak masuk wamil sehingga Yong Hak mendapat pujian. Dia menggebrak meja.
Jin Pyo : "Apa ini yang kau maksud dengan kesetaraan hukum dengan membuat suara Yong Hak meningkat?!"
Yoon Sung : "Walau aku harus menyingkirkan mereka, kita juga harus menenangkan masyarakat. Penderitaan rakyat yang tidak mempunyai kekuasaan siapa yang akan menenangkannya?"
Jin Pyo : "Lantas bagaimana jika ini membuat Seo Yong Hak memenangkan pemilihan?"
Yoon Sung tersenyum. Membuat dia di posisi yang tinggi, lantas membuat dia jatuh, Yoon Sung yakin rencananya akan berhasil.
Jin Pyo : "Aku tidak melihatmu beberapa waktu, dan kau terlihat menjadi sangat arogan". Kesempatan tidak selamanya akan datang di depan pintumu. Jangan sampai Seo Yong Hak belajar bersembunyi dari opini masyarakat karena ulahmu.
Yoon Sung : "Jangan khawatir ayah. Seperti kata mereka, siapa yang mulai maka dia yang harus mengakhirinya. Aku pasti akan membuat dia jatuh! 3 hari sebelum pemilihan!"
Sedangkan di kantor Young Joo mendapat laporan bahwa memang ada aliran dana ke rekening Seo Yong Hak yang berasal dari perusahaan Mars.Inc! Dan bagaimana mereka menghindari pajak. Bahkan bagaimana mereka mencuci uang mereka.
Staf Young Joo meminta Young Joo langsung mengeluarkan surat penahanan untuk Yong Hak! Langsung bentuk tim untuk penggerebekan barang-barang Seocho! Harus menyita dan mencari bukti dahulu. Perintah Young Joo.
Di sebuah gedung yang disedang di gelar acara konfrensi press para kandidat presiden termasuk Yong Hak. Tampak Na Na dan para pengawal lain sedang mengecek semua tempat.
Sedang diparkiran, Shik Jong bersiap dengan segala peralatannya dan termasuk identitas palsunya. Yoon Sung datang, dan siap menjalankan aksinya. Yoon Sung menyuruh Shik Joong untuk mencolokkan USB ke komputer di ruang control setelah mendapat sinyal dari Yoon Sung.
Shik Jong terlihat gugup dan Yoon Sung menenangkannya.
Sementara itu, kejaksaan menyambangi perusahaan untuk mencari bukti tindakan Yong Hak.
Shik Jong yang berpura-pura sebagai staf dengan mudahnya masuk ke ruang control. Shik Jong bersikeras bahwa dia merasa penerangan yang menyorot para kandidat kurang terang. Staf lainpun mengikuti perintah Shik Jong tanpa curiga apapun. Sedangkan Shik Jong mencari komputer yang dimaksud oleh Yoon Sung. Namun sayang Shik Jong tidak serta merta mendapat kesempatan untuk mencolokan USB nya.
Yoon Sung menyelinap ke ruangan Yong Hak berada. Dia dihadang oleh para penjaga dan Yoon Sung pun menghadapinya, kali ini tentunya mengeluarkan kemampuan bela diri dia yang sesungguhnya.
Tentunya Yoon Sung tidak mencederai mereka, bahkan tidak menggunakan senjata apapun namun mereka mampu dilumpuhkan oleh Yoon Sung.
Yong Hak yang berada diruangannya, Yong Hak geram karena ulah kejaksaan dan beralasan kepada media bahwa itu karena pihak lawannya ingin menjatuhkan dia. Lalu dia melatih dirinya berpidato. Berlatih berorasi dengan segala janji-janji layaknya politisi. Yong Hak diganggu dengan suara ketukan.
Yong Hak menyuruhnya untuk masuk, namun ketukan tetap berlanjut. Yong Hak kesal dan maju untuk membuka pintu. Sontak dia pingsan, karena saat dia memegang gagang pintu, karena rupanya Yoon Sung sudah memasang alat setrum di baliknya. Yoon Sung tersenyum melihat Yong Hak tak sadarkan diri.
Shik Joong menunggu kesempatan untuk memasang usb di ruang control, namun sialnya salah satu staff melihat ada yang aneh dengan kartu tanda pengenal Shik Jong.
Kartu tanda pengenalmu kenapa terpasang foto orang lain?!
Shik Jong membeku, dan langsung membantahnya. Dan dia beralasan ingin ke kamar mandi sebenarnya dia segera melarikan diri.
Sedang staff yang berusaha mengejar Shik Jong karena merasa mencurigakan. Shik Jong menghubungi Yoon Sung mengatakan bahwa dia ketahuan dan menyuruhnya untuk keluar dari gedung segera!
Na Na yang menuju ruangan Yong Hak dikejutkan dengan lumpuhnya para perngawal, dan salah satu pengawal wanita yang terikat tangannya menyuruh Na Na untuk mengecek ruangan Yong Hak.
Na Na dengan senjata ditangannya, bersiaga penuh setelah mendapati ruangan Yong Hak kosong. Na Na pun meminta untuk menutup seluruh pintu masuk dan keluar.
"Ya disini Young Joo, apa Seo Yong Hak diculik?".
"Baiklah!". Young Joo yang baru saja mendengar kabar tersebut bergegas ke tempat Yong Hak berada.
Sedangkan Na Na mencari keberadaan penculik Seo Yong Hak, dan bertemu dengan Young beserta stafnya di elevator.
"Apa benar kandidat Seo telah diculik?"tanya Young Joo yang langsung dibenarkan oleh Na Na. "Kita sudah memblokade segala pintu dan tersangka sepertinya masih di dalam gedung"lanjut Na Na.
Tiba-tiba aliran listrik elevator mati dan rupanya dimatikan oleh Jin Pyo. Na Na berusaha meminta bantuan namun nihil Akhirnya dia di bantu Young Joo dapat membuka pintu elevator dan Young Joo menyuruh Na Na berhati-hati saat mencari tersangka.
Yoon Sung yang berada di atap gedung sedang mempersiapkan pelariannya. Dia mengikat tali untuk turun ke bawah. Terlihat Yong Hak masih tidak sadarkan diri. Tiba-tiba..
"Berhenti!". Teriakan Na Na membuat beku Yoon Sung. Na Na yang mengacungkan senjata ke arah Yoon Sung langsung. Yoon Sung tahu dia dalam keadaan terdesak, ragu memilih Na Na untuk mengetahui identitasnya atau tetap kabur.
"Jangan bergerak! Aku peringatkan hentikan semuanya!". Na Na bersiap untuk menembak.
Yoon Sung maju untuk melarikan diri dengan terjun ke bawah dengan tali, lalu sebuah suara tembakan terdengar. Na Na akhirnya melepaskan tembakan dan langsung menembus kaca dan mengenai bahu belakang Yoon Sung. (ga tega banget liatnyaaa...- kim nana rf-)-,(Ya! kim nana rf????hampir pingsan aku bacanya-Acie Rf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar